Sebagai penguasa dalam genre game RPG, Square Enix memiliki sejumlah franchise yang lebih kecil, seperti Mana dan SaGa, yang terus merilis judul baru. Namun, karena kurangnya popularitas dibandingkan dengan judul AAA seperti Final Fantasy. Seri-seri kecil ini mendapatkan perhatian yang lebih sedikit dari publik.
Serial SaGa sendiri berasal dari seri Legend dari Final Fantasy dan diubah namanya pada tahun 1992. Dimulai dengan Romancing SaGa, kemudian dilanjutkan dengan SaGa Frontier yang cukup terkenal di PS1, kini di tahun 2024, serial SaGa telah merilis judul baru berjudul Emerald Beyond.
Bagaimana bentuk game terbaru dari serial Saga ini?
Gameplay dan Alur Cerita
SaGa: Emerald Beyond berlatar di berbagai dunia yang saling terhubung melalui ruang antardimensi yang disebut Beyond. Game ini mengikuti enam tokoh protagonis yang akan berinteraksi dalam alur cerita.
Pertama, ada Tsunanori Mido, seorang pemuda berbakat yang mampu mengendalikan kugutsu dan bertugas memulihkan keseimbangan antar dunia. Selanjutnya, Ameya Aisling, seorang penyihir wanita yang kehilangan kekuatan sihirnya dan bertekad untuk mendapatkannya kembali. Ketiga, ada Siugnas, seorang Raja Vampir yang berusaha merebut kembali kekuasaannya.
Kemudian, ada Diva No. 5, seorang robot penyanyi wanita yang kehilangan suara dan tubuh aslinya setelah menyanyikan lagu terlarang. Terakhir, sepasang petugas polisi, Bonnie Blair dan Formina Franklyn, yang tengah menyelidiki upaya pembunuhan terhadap presiden di dunia mereka.
Dengan berbagai motif yang berbeda, keenam protagonis ini akan bertemu di dunia Beyond. Apa sebenarnya benang merah yang saling menghubungkan mereka?
SaGa: Emerald Beyond adalah entri terbaru dalam seri SaGa milik Square Enix. Meskipun ada beberapa game SaGa sebelumnya, game ini dapat berdiri sendiri tanpa terikat pada seri manapun. Entri terbaru ini mengambil latar di 17 dunia yang saling terhubung, di mana setiap dunia memiliki estetika dan budaya yang unik, sehingga terasa berbeda satu sama lain.
Game ini menampilkan enam protagonis: Tsunanori Mido, Ameya Aisling, Siugnas, Diva No. 5, Bonnie Flair, dan Formina Franklyn. Meskipun ada enam karakter, Anda hanya dapat memilih lima skenario, karena Bonnie dan Formina terikat dalam satu skenario yang sama.
Jika kita melihat dari sudut pandang stereotip karakter utama JRPG, Tsunanori Mido bisa dianggap sebagai tokoh sentral. Dia berasal dari keluarga terpandang yang terkenal karena kemampuannya mengendalikan Puppets. Selanjutnya, ada Ameya Aisling, putri dari Sage legendaris, Siugnas si Raja Vampir, Diva No. 5 yang merupakan seorang penyanyi, serta pasangan Bonnie dan Formina yang bekerja sebagai petugas kepolisian.
Adventure dan Battle System
Ini bukanlah JRPG konvensional yang mengharuskan Anda berpetualang dari satu kota ke kota lain, menjelajahi dungeon untuk menyelesaikan misi, dan bertarung melawan monster di dalamnya. Setelah menyelesaikan tutorial awal, Anda akan tiba di lokasi bernama The Junction, yang menghubungkan berbagai dunia melalui pintu-pintu ajaib. Terlepas dari karakter yang Anda pilih, petualangan mereka akan berpusat di hub yang sama.
Saat menjelajahi dunia The Junction, Anda akan menavigasi peta yang terdiri dari banyak pintu dan akses yang dapat dipilih. Area The Junction sendiri tidak terlalu luas dan kurang menarik karena pada dasarnya hanya berfungsi sebagai jembatan menuju dunia lain yang memiliki plot masing-masing dan terikat pada kelompok antagonis tertentu.
Dengan sistem skenario yang cukup fleksibel, cerita akan bercabang berdasarkan pilihan dan tindakan Anda. Setiap kali Anda mengunjungi dunia tertentu, alur cerita akan berkembang, memungkinkan Anda menemukan kemungkinan baru. Keputusan yang diambil akan mempengaruhi jalannya cerita dan akhir dari kisah tersebut.
Selama perjalanan, Anda akan menemui sesi teka-teki yang mungkin terasa aneh, di mana Anda harus menyusun potongan puzzle dengan memutar arah agar bisa masuk ke lubang yang tersedia. Cutscene dalam cerita disajikan dalam bentuk gambar statis seperti visual novel. Tidak semua dialog disuarakan sepenuhnya, karena ada banyak percakapan yang berlangsung tanpa suara.
Pertarungan dalam game ini menggunakan sistem turn-based, di mana potret karakter ditampilkan di bagian bawah layar untuk menentukan urutan giliran mereka. Dalam setiap giliran, Anda harus memilih antara dua jenis perintah: Techs atau Spells. Techs merupakan serangan yang langsung dieksekusi, sementara Spells biasanya memerlukan waktu casting sebelum dilepaskan.
Pilihan perintah kadang-kadang dapat mengubah urutan giliran karakter. Karakter yang saling bersinggungan di linimasa bawah layar akan memicu combo yang berguna untuk mengisi parameter Overdrive. Overdrive ini sering kali menjadi kunci kemenangan dalam situasi terdesak.
Untuk memberikan perintah kepada karakter, Anda akan menghabiskan sumber daya yang disebut Battle Points (BP), yang ditandai dengan logo bintang. Setiap giliran, jumlah bintang ini akan terus bertambah, dengan jumlah awal tergantung pada formasi yang Anda pilih. Jika Anda kehabisan bintang sebelum semua karakter mendapatkan giliran, karakter yang tidak mendapatkan bintang akan otomatis bertahan. Meskipun sistem ini mungkin terdengar rumit pada awalnya, seiring berjalannya waktu, pertarungan akan menjadi lebih mudah dipahami dan cukup memuaskan.
Grafis dan Audio
Meskipun memiliki anggaran yang tergolong rendah, desain karakter dalam game ini cukup menarik. Game ini mengusung gaya seni ala anime yang tidak biasa, tetapi tetap dapat diterima. Namun, bagian yang agak membosankan adalah penyampaian ceritanya yang mirip visual novel, dengan potret karakter yang statis. Padahal, banyak game mobile saat ini sudah mampu menyajikan cutscene yang lebih menarik.
Dari segi performa, game ini cukup mengganggu, terutama pada versi Nintendo Switch yang kami coba. Sering terjadi stuttering atau penurunan fps saat adegan pertarungan, sehingga tampilannya sering kali terasa patah-patah. Masalah teknis seperti ini biasanya lebih umum terjadi pada game aksi yang cepat.
Musik merupakan salah satu aspek yang menonjol dalam game ini. Meskipun ada beberapa lagu yang berulang, kombinasi genre pop, jazz, dan rock memberikan identitas yang unik bagi game ini.
Dalam versi yang kami mainkan, percakapan karakter disulihsuarakan dalam bahasa Inggris. Meskipun kualitas sulih suara tergolong baik, sayangnya tidak ada opsi untuk menggantinya ke dalam bahasa Jepang. Biasanya, game-game dari Square Enix setidaknya memiliki dua pilihan sulih suara. Meskipun begitu, ini masih jauh lebih baik daripada tidak ada sulih suara sama sekali, yang memaksa Anda membaca teks panjang tanpa suara.
SaGa: Emerald Beyond bukanlah game JRPG berdurasi panjang yang menghabiskan ratusan jam, meskipun menawarkan lima skenario berbeda yang masing-masing dapat diselesaikan dalam sekitar lima jam. Masalah utama terletak pada sesi eksplorasi yang membosankan, di mana pemain akan mengunjungi dunia yang sama berulang kali, berinteraksi dengan karakter yang sama, dan menyelesaikan misi yang serupa, sehingga menciptakan kesan repetitif.
Biaya pengembangan game ini mungkin tidak sebesar franchise lain milik Square Enix, tetapi itu bukan alasan untuk mendaur ulang aset dan konten yang serupa. Sebagai penggila game, merasa SaGa Emerald Beyond membingungkan, baik dari segi cerita maupun gameplay. Meskipun karakter-karakter bertemu di beberapa titik, pertemuan tersebut terasa monoton dan hanya memperpanjang durasi tanpa memberikan sudut pandang baru. Akibatnya, elemen repetitif ini mengurangi motivasi kami untuk menjelajahi skenario lainnya setelah menyelesaikan satu karakter.