Bayangkan jika tiba-tiba kamu diseret ke dimensi lain saat perjalanan pulang sekolah, padahal kamu merasa bukan siapa-siapa, tidak memiliki kemampuan khusus, dan tiba-tiba di-teleport ke dunia lain tanpa tahu cara kembali. Inilah yang dialami oleh karakter utama dalam game Shin Megami Tensei V Vengeance. Berbeda dengan Persona 3: Reload, game ini menawarkan nuansa JRPG yang lebih gelap dengan plot cerita yang kompleks.
Meski memiliki banyak kelebihan, Shin Megami Tensei V Vengeance mungkin tidak cocok untuk sebagian pemain. Ceritanya yang unik dan niche, desain karakter yang berbeda dari kebanyakan JRPG, serta mekanisme permainan yang kompleks, membuat game ini lebih sulit diterima dibandingkan seri Persona. Ada beberapa hal yang menarik dan patut dicoba oleh penggemar genre dari game ini.
Game Legendaris
Membahas Shin Megami Tensei V Vengeance tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjangnya. Ini adalah seri kelima dari franchise Shin Megami Tensei, yang dirilis pertama kali tahun 1992. Game pertama dalam seri ini merupakan kelanjutan dari Digital Devil Story: Shin Megami, yang dirilis pada tahun 1987, menjadikan Shin Megami Tensei sebagai game legendaris dengan basis penggemar yang telah ada sejak lama.
Berbeda dari JRPG umumnya yang mengangkat tema fantasi Eropa, Shin Megami Tensei mengambil latar dunia modern yang kelam, sering kali melibatkan iblis, dewa, dan monster. Shin Megami Tensei V Vengeance melanjutkan tradisi ini dengan fondasi cerita yang sangat solid, menawarkan nuansa yang khas bagi para pemainnya.
Shin Megami Tensei V Vengeance merupakan versi lanjutan dari Shin Megami Tensei V, yang diluncurkan pada tahun 2021, dan menawarkan jalur cerita baru, yaitu “Vengeance Route”, yang menjanjikan pengalaman yang berbeda. Selain itu, seri Shin Megami Tensei telah berkembang dengan sejumlah game turunan, yang paling terkenal adalah Persona. Untuk memahami lebih dalam perbedaan dan persamaan antara kedua game ini, silakan baca juga ulasan kami tentang Persona 3: Reload.
Sembilan Jam di Prolog
Bagi kamu yang ingin memainkan Shin Megami Tensei V Vengeance, penting untuk bersabar dan mengikuti alur cerita secara perlahan. Fokuslah pada pemahaman konflik dan hubungan antar karakter, karena ini merupakan nilai jual utama dari game ini dan dapat menikmati setiap perkembangan cerita yang ditawarkan.
Satu hal yang mencolok dari Shin Megami Tensei V Vengeance adalah panjangnya bagian prolog, di mana dapat menghabiskan waktu sekitar sembilan jam di area peta pertama. Area ini bertujuan untuk memperkenalkan alur cerita dan mekanik gameplay, dengan topografi kota Tokyo yang hancur menjadi gurun yang luas dan banyak side quest. Lalu menyelesaikan semua side quest yang ada dan berkontribusi pada durasi gameplay panjang pada peta tersebut.
Sangat direkomendasikan untuk menyelesaikan side quest ini, karena mereka memberikan informasi penting mengenai karakter, musuh, dan mekanisme yang akan berguna selama petualangan. Peta pertama menyimpan latar belakang cerita yang misterius, di mana beberapa orang berpendapat bahwa dunia yang dijelajahi karakter utama adalah dunia para iblis, sementara yang lain beranggapan itu adalah Tokyo di masa depan. Menariknya, tidak semua iblis adalah musuh; banyak yang bersikap unik dan beberapa bahkan memerlukan bantuan kamu. Jika kamu jarang atau belum pernah mengalami cerita fantasi kelam, alur Shin Megami Tensei V Vengeance mungkin terasa kompleks, tetapi tetap sangat unik dan layak untuk disimak.
Mekanisme Gameplay Unik dan Menantang
Salah satu alasan mengapa bisa betah bermain Shin Megami Tensei V Vengeance adalah mekanisme gameplay-nya yang menarik. Game ini mengusung sistem pertempuran turn-based dengan tambahan elemen unik yang membuatnya terasa khas. Dalam game ini, setiap karakter memiliki pilihan untuk menyerang dengan menggunakan skill atau serangan biasa, serta memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang terkait dengan elemen tertentu. Mekanisme ini sedikit mirip dengan gameplay yang ada di Persona 3 Reload.
Namun, yang membedakan Shin Megami Tensei V Vengeance adalah kemampuannya untuk berteman dengan musuh dan menjadikan mereka anggota party untuk melawan musuh lain. Hal ini membuat jumlah karakter yang dapat dimainkan dalam game ini menjadi sangat banyak, menawarkan variasi yang lebih luas dalam strategi pertempuran. Selain itu, musuh yang berhasil dijadikan teman juga dapat digabungkan menjadi monster yang lebih kuat, memberikan dimensi tambahan pada mekanisme gameplay.
Proses penggabungan monster ini melibatkan pertemuan dengan NPC tertentu untuk membuka daftar monster yang dapat dikombinasikan. Meskipun ada syarat tertentu yang harus dipenuhi, prosesnya tidak sulit dan cukup mirip dengan cara menggabungkan persona di Velvet Room pada Persona 3: Reload. Fitur inilah yang membuat game ini sangat terlibat dalam Shin Megami Tensei V Vengeance, bahkan bisa menghabiskan lebih dari sembilan jam hanya untuk bagian prolo dan sebagian besar waktunya digunakan untuk berburu monster.
Namun, ada satu hal yang menjadi keluhan di mengenai game ini, yaitu musiknya. Berbeda dengan Persona 3: Reload, musik dalam Shin Megami Tensei V Vengeance terasa lebih datar dan kurang menarik. Mungkin ATLUS ingin menciptakan nuansa yang lebih kelam melalui musiknya, sehingga musik dalam game ini terasa sangat berbeda dengan yang ada di seri Persona. Sayangnya, komponen musiknya membuat jadi kurang bersemangat untuk melanjutkan permainan.
Shin Megami Tensei V Vengeance mungkin merupakan game yang sangat niche dan tidak untuk semua orang. Dengan tema, desain karakter, dan elemen cerita yang dirancang untuk gamer tertentu, game ini tetap memiliki mekanisme gameplay yang solid untuk sebuah JRPG. Dengan semua hal tersebut, game ini layak untuk dicoba, terutama bagi mereka yang menyukai tantangan dan cerita penuh misteri.